Selasa, 05 Juni 2012

PH Asam, Musuh Besar Pemeliaharaan Ikan Lele

Sering kita saksikan banyak benih ikan lele jenis sangkuriang yang drop kesehatanya bahkan mati, setelah dipelihara dalam kurun waktu diatas dua minggu. Banyak pelaku pemelihara ikan Lele yang panik.Langkah umum yang banyak dilakukan adalah dengan mengganti air yang ada didalam kolam. Memang langkah ini sangat membantu dan bisa dikatakan sebuah solusi yang sangat murah, daripada diberikan obat. Sebenarnya hal ini dapat diantisipasi, jauh sebelum keadaan semakin memburuk. Bilamana dilihat beberapa keadaan awal permukaan air. Pelaku usaha ikan Lele dapat mengganti air kolam secara gradual alias tidak drastis. Yakni dengan mengisi air kolam dengan air baru yang matang, sambil air lama didorong keluar dari pipa buangan yang tersedia. Adapun ciri-ciri awal air PH asam yang perlu diantisipasi adalah : 1. Air mulai banyak buih yang berbusa, 2. Benih ikan mulai banyak yang terapung dengan moncong tegak keatas, bahkan ada yang sudah malas untuk bergerak, 3. Bila dicium, air agak berbau, 4. tubuh bibit Lele terlihat pucat, dengan lendir yang sangat berkurang, 4. Kondisi terburuk, mulai ada benih yang mati. Ada beberapa faktor yang menyebabkan hal ini terjadi: 1. Pakan diberikan berlebihan, sehingga pakan yang tidak dimakan oleh benih ikan akan menyebabkan tumpukan sisa pakan yang semakin hari semakin banyak. Dampaknya tumpukan sisa pakan ini akan menyebabkan PH air turun alias asam. 2. Curah Hujan, terutama disaat awal musim penghujan atau hujan pada musim kemarau. Biasanya PH air hujan pada saat ini adalah asam. Karena titik air hujan yang turun ketanah banyak terkontaminasi oleh polusi udara dari asap pabrik, kenderaan motor, dll. 3. Sumber air yang digunakan. Bilamana pemelihara ikan Lele menggunakan sumber air dari kali atau sawah, biasanya pada saat musim panen padi, petani banyak yang membenamkan jerami padi kedalam lumpur sawah yang dicangkul. Akibatnya jerami akan busuk dan air sawah PH akan turun alias asam. 4. Air Sumur yang digunakan PH-nya asam. Beberapa faktor yang diuraikan diatas bisa membuat para pelaku Usaha Ikan Lele kolam terpal dapat membuat langkah-langkah pencegahan, sebelum kondisi PH air kolam menjadi asam. Antisipasi ini perlu dilakukan sedini mungkin. Karena bila terlambat, kondisi kesehatan ikan yang drop alias menurun akan memudahkan bibit penyakit menyerang bibit ikan Lele yang diperlihara. Lendir pada ikan Lele adalah alat pertahanan tubuh yang sangat penting. Karena dengan lendir ikan Lele menjadi tameng yang baik atas serangan penyakit yang diakibatkan oleh Jamur, Bakteri dan Virus. Oleh karena itulah ikan Lele dapat hidup dalam air kolam yang keruh dan lumpur sekalipun. Tapi ikan Lele tidak kuat pada kondisi air asam. Sebagai ilustrasi kita sering menggunakan jeruk nipis yang asam untuk menghilangkan lendir atau bau amis dari ikan yang hendak kita goreng atau bakar. Ilustrasi ini pula dapat memudahkan kita memahami kenapa ikan Lele banyak masalah bila air tempat dia hidup dalam kondisi asam.

Selasa, 14 Desember 2010

FENOMENA, KUALITAS AIR KOLAM PEMELIHARAAN IKAN LELE SANGKURIANG

Salah satu jenis ikan yang mampu hidup di air yang kandungan oksigennya tipis adalah ikan Lele, juga termasuk jenis ikan Lele Sangkuriang. Kita dapat lihat ikan Lele masih dapat hidup di comberan (saluran air kecil dan sangat keruh), tempat limbah rumah tangga (MCK) dan rawa-rawa yang sudah hampir kering. Bukan itu saja, sebenarnya ikan Lele masih dapat hidup dalam lorong-lorong kecil tanah yang berlumpur. Selama masih ada kandungan air yang cukup, dan lendir di tubuh ikan Lele masih terjaga baik, tidak kering akibat paparan sinar Matahari. Ikan Lele ini masih bisa bertahan hidup hingga musim hujan berikutnya.

Oleh karena fakta yang diuraikan diatas, banyak pula orang yang salah kaprah bahwa pemeliharaan ikan Lele sebagai usaha budidaya tidak perlu memperdulikan kualitas air kolamnya. Uraian diatas hanya untuk menjelaskan bahwa ikan Lele dapat bertahan hidup dalam kondisi ekstrem sekali. Tapi dalam budidaya pemeliharaan ikan Lele sudah tentu diperlukan kondisi air kolam yang baik, sehingga benih ikan Lele yang diperlihara bisa tumbuh secara optimal dalam jangka waktu sependek mungkin.

Pertumbuhan benih ikan Lele juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti: jumlah pakan cukup terpenuhi, kualitas nutrisi pakan, kualitas air, kualitas benih, populasi benih ikan Lele dalam satu luasan kolam, penyakit dan faktor alam (cuaca).

Ada beberapa kriteria yang bisa kita jadikan acuan untuk melihat kondisi air kolam apakah masih baik atau sudah perlu diganti, seperti:
- temperatur air cukup hangat, sebaiknya tempertur berkisar 20-30 derajat celcius, paling baik sekitar 25-27 derajat celcius. (hal ini bisa dicek dengan thermometer)
- PH air netral, sebaiknya berkisar antara PH 6-8 (hal ini bisa dicek dengan kertas lakmus atau menggunakan PH Meter.
- warna air hijau kecoklatan, bukan butek kecoklatan (hal ini bisa dilihat dengan parameter, benih ikan Lele tidak secara mencolok banyak yang naik ke permukaan air untuk menghirup air dari permukaan untuk menghirup oksigen dari udara)
- tidak berbuih atau berbusa,
- pada saat siang hari, saat terik matahari, kolam tidak tertutup rapat oleh lumut,

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menjaga kualitas air kolam dengan sistem pemeliharaan terpal juga kolam tradisional agar tetap terjaga baik:
- sebelum air keruh, air kolam diganti. Dimana pada air kolam dibuat lewat pipa saluran pembuangan, kolam juga dialiri air pengganti secara bersamaan. Supaya selama proses penggantian air tidak terjadi secara ekstrem. Adapun tujuan penggantian air kolam ini adalah untuk menjaga PH air kolam netral, kandungan oksigen kolam baik, dan untuk menekan pertumbuhan lumut yang sering menutupi permukaan kolam.

- bersihkan atau sedot sisa-sisa pakan, karena sisa makan yang menumpuk bisa menghasilkan ammonia nitrat, dari hasil proses fermentasi pakan sisa, lalu kemudian PH air menjadi asam (jauh dibawah PH netral 7), kondisi air yang asam akan sangat mengganggu pertumbuhan ikan Lele.
- benih ikan Lele yang mati, segera disingkirkan. Karena bangkai ikan Lele akan menyebabkan bau tidak sedap/busuk, dan dampak lebih buruk adalah penyakit Lele bisa menular ke benih ikan Lele lainnya,

Ikan Lele yang hidup dalam kondisi air kolam yang tidak baik dan sehat ini, lama-kelamaan benih ikan Lele akan stress. Kondisi benih ikan Lele yang stress ini akan berdampak pada turunnya daya konsumsi benih ikan Lele. Dan lambat laun juga akan menurunkan kondisi kesehatan ikan Lele tersebut. Kondisi benih Lele yang menurun ini akan mempermudah ikan Lele terkontaminasi oleh penyaki (seperti: ngambang vertikal dipermukaan air, totol-totol putih di badan, mulit putih, insang merah, dsb)

Kamis, 21 Oktober 2010

Periode Waktu Pertumbuhan Ikan Lele Sangkuriang


Banyak orang awam ingin tahu berapa lama sich sebenarnya periode waktu pertumbuhan ikan Lele jenis Sangkuriang? Baik waktu dalam usaha budidaya pembenihan dan pembesaran. Sebab dengan mengetahui jangka waktu pertumbuhan ikan Lele jenis Sangkuriang ini. Selanjutnya petani dapat memperhitungkan berapa biaya yang dihabiskan selama proses pemeliharaan, berapa modal yang perlu disiapkan dan berapa keuntungan yang diperoleh dari hasil usaha ikan Lele yang ditekuni.

1. Masa Pemijahan, ikan Lele membutuhkan waktu 12-24 jam untuk pemijahan.
2. Masa Telur, telur yang sudah dibuahi oleh Lele Pejantan akan menjadi nener (benih kecil ikan lele) dalam jangka waktu 3-5 hari setelah terjadi pemijahan.
3. Masa Pertumbuhan benih ikan Lele jenis Sangkuriang, dari nener ke ukuran benih 5-6 cm, memerlukan waktu 40-50 hari.
4. Masa Pertumbuhan benih ikan Lele jenis Sangkuriang, dari ukuran benih 5-6 cm ke 8-10 cm, memerlukan waktu 10-15 hari.
5. Masa Pertumbuhan benih ikan Lele jenis Sangkuriang, dari ukuran benih 8-10 cm, hingga siap panen yakni berat 12,5-15 ons, memerlukan waktu 40-50 hari.

Selanjutnya silahkan mengkalkuasi sendiri berapa biaya yang anda perlukan, berapa modal yang anda butuhkan dan berapa keuntungan yang bisa anda raup dalam menekuni bisnis ikan Lele jenis Sangkuriang.

Kamis, 14 Oktober 2010

KAMI JUGA SIAP MENAMPUNG HASIL PANEN IKAN ANDA - MINIMUM 5 KWINTAL PANEN


Mitra usaha ikan Lele Sangkuriang Cirangkong Usaha binaan Haji Marwan ini juga siap menampung hasil Panen Ikan dari jenis lain. Seperti jenis ikan Lele Dumbo, ikan Gurami, ikan Bawal dan ikan Nila.

Ikan akan langsung dijemput dilokasi panen untuk daerah Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, Karawang, Cikampek, Purwakarta, Sukabumi, Cianjur, Cipanas, Jongglo, Cariu Leuwiliang, Jasinga dan sekitarnya.

Selama jumlah panen ikan lebih dari 5 kwintal, akan kami beli dan jemput kelokasi. Silahkan hubungi ke Yanri 0811-881686.

Jumat, 24 September 2010

HINDARI SORTIR BENIH IKAN LELE LALU DICAMPUR KE KOLAM YANG LAIN


Ada banyak kesalahan yang dilakukan oleh Petani (pemerlihara ikan), baik di kolam galian tanah atau kolam terpal, khususnya dalam hal ini pemeliharaan Ikan Lele Sangkuriang. Petani atau pelaku usaha Ikan Lele Sangkuriang sering mengabaikan metoda atau cara pemeliharaan yang preventif (pencegahan) wabah penyakit. Petani dengan lincahnya masuk kedalam satu kolam lalu berpindah ke kolam yang lain. Bahkan juga dengan entengnya memindahkan atau menyortir Lele dalam satu kolam digabung ke kolam berikutnya. Bila kondisi ikan Lele Sangkuriang yang diperlihara sehat, maka pemindahan ikan dari satu kolam ke kolam lain atau proses sortir nyaris tidak ada masalah. Semua tindakan yang dilakukan diatas akan menyebabkan benih ikan Lele yang dipelihara stress.

Tapi masalah besar akan terjadi bila ada beberapa benih ikan Lele yang mengalami sakit, seperti: penyakit moncong putih, badan kuning dan penyakit badan ikan Lele yang totol luka. Penyakit ini diakibatkan oleh bakteri dan jamur. Bila benih ikan Lele Sangkuriang mengalami penyakit diatas maka proses pemindahan dan sortir akan segera memacu terjadinya wabah yang sangat merugikan. Awalnya cuma satu kolam yang tertular penyakit ini, dalam seketika bisa menjadi wabah yang mematikanpada semua kolam terpal yang ada.

Adapun penyebab tindakan pemindahan benih ikan Lele dari satu kolam ke kolam lain atau sortit akan menjadi wabah, adalah dikarenakan beberapa hal dibawah ini:
1. benih ikan Lele akan mengalami stress,
2. akan terjadi perkelahian antara benih ikan Lele yang dicampur alias sortir,
3. akibat dua faktro diatas, benih ikan Lele akan berkurang konsumsi makannya,

Bila ada beberapa benih ikan Lele yang mengalami penyakit, maka selain proses pemindahan benih ikan dan sortir akan mempercepat proses penenularan penyakit tapi juga kondisi benih ikan Lele yang sedang tidak fit (sehat), akan membuat penyakit jadi wabah yang sangat merugikan petani ikan.

Saran; satu, sebaiknya hindari proses sortir dan menggabungkan ikan dari satu kolam ke kolam yang lain; dua, sediakan satu atau dua kolam kecil untuk penyortiran. Bisa untuk tempat sementara benih ikan Lele yang mau dijual, atau tempat penanganan benih ikan Lele yang sedang mengalami penyakit; tiga, penanganan kolam benih ikan Lele yang sedang sakit alias bermasalah harus terpisah dan terakhir. Supaya kita menghindari kontamiasi ke kolam yang lain; empat, kalaupun mau melakukan sortir benih ikan Lele sebaiknya dilakukan pada sore atau malam hari. Hal ini hanya untuk mengurangi stress pada benih ikan Lele; campurkan endrop (cairan stress pada ayam) pada pakan benih ikan Lele. Berikan pakan campuran tersebut enam jam sebelum benih ikan Lele di sortir. Juga berikan pakan campuran yang sama pada pagi esok harinya. Semoga bermanfaat...

Selasa, 14 September 2010

KALKULASI USAHA BISNIS LELE SANGKURIANG


Banyak yang ingin tahu mengenai perhitungan biaya usaha pembesaran ikan Lele jenis Sangkuriang. Dalam tulisan berikut ini akan dicoba untuk memaparkan besaran perhitungan biaya dan pendapatan yang dihasilkan dari usaha pembesaran Lele Sangkuriang ini. Asumsi yang dari perhitungan biaya pembesaran Lele adalah untuk ukuran kolam 5x10 m2, atau pemeliharaan 5.000 ekor benih Lele Sangkuriang.

Biaya Investasi Awal:
1. Terpal plastik = 7 x 12 m2 = 84 m2 x Rp. 8.000.- = Rp. 672.000.-
2. Bambu = 45 batang x Rp. 7.000.- = Rp. 315.000.-
3. Paku Ukuran 5 cm = 1,5 kg x Rp. 12.000.- = RP. 18.000.-
4. Paku Ukuran 7 cm = 1 kg x Rp. 12.000.- = RP. 12.000.-
5. Paku Ukuran 10cm = 1 kg x Rp. 12.000.- = RP. 12.000.-
6. Kawat = 1 kg x Rp. 20.000.- = RP. 20.000.-
7. Sekam = 20 karung x Rp. Rp. 2.000.- = Rp. 40.000.-
8. Pompa Kyodo = 1 unit x Rp. 400.000 = Rp. 400.000.-
9. Selang = 50 m x Rp. 250.000 = RP. 250.000.-
---------------------
Sub Total = Rp. 1.739.000.-


Biaya Pemeliharaan (Benih dan Pakan)
1. Benih Lele = 5.000 ekor x Rp. 265.- = Rp. 1.325.000.-
2. Pakan = 10 karung x RP. 250.000.- = Rp. 2.500.000.-
3. Biaya Lain-lain = 10% (perkiraan) = Rp. 382.500.-
-----------------------
Sub Total = Rp. 4.207.500.-

----------------------------------
TOTAL INVESTASI AWAL (Dibutuhkan biaya) = Rp. 5.946.500.-


Pendapatan dari Pemeliharaan
Untuk pemeliharaan 5.000 ekor Lele akan di Panen dalam kurun waktu 50 hingga 60 hari, dengan berat Panen rata-rata dalam 1 kg terdapat 8 ekor Lele. Jika tingkat kematian 5% maka Lele yang dapat di Panen kira-kira sebanyak 4.750 ekor. Atau sama dengan 4.750 ekor : 8 ekor/kg, maka total berat Lele Sangkuriang yang akan di Panen adalah sebesar 593.75 kg. Saat ini harga dipasaran Lele Sangkuriang adalah Rp. 10.000.- per kg. Jadi total Panen Perdana akan didapat sebesar 593.75 kg x Rp. 10.000/kg = Rp. 5.937.500.-

Sedang untuk Panen yang kedua, (kita anggap hitungan biaya dan penjualan sama) akan didapat Keuntungan dari perhitungan selisih Pendapatan dari Pemeliharaan dengan Biaya Pemeliharaan yakni sebesar Rp. 5.937.500 – Rp. 4.507.500 = Rp. 1.430.000.- untuk 1 unit kolam terpal ikan Lele Sangkuriang. Sedang seberapa besar pendapatan yang bisa kita dapat dari bisnis ikan Lele ini, sangat tergantung pada sebanyak apa kolam Lele yang dipunyai. Jika kita bisa panen 2 kolam dalam seminggu, maka akan bisa memberi pendapatan +/- Rp. 2,5 juta per minggunya.


Dari perhitungan biaya usaha ikan Lele Sangkuriang diatas, hanya dalam jangka waktu 4 (empat) kali panen, kurang lebih 7-8 bulan, investasi dalam bisnis ikan Lele Sangkuriang ini sudah kembali. Sementara kolam terpal plastik yang dimiliki ini bisa bertahan minimal 2 (dua) tahun. Hal ini tentu sangat bergantung pada penanganan yang kita lakukan selama proses pemeliharaan berlangsung. Ketelaten sangat diperlukan saat proses pemeliharaan. Mulai dari pengisiian air, memasukkan benih hingga saat panen ikan Lele. Semakin kita telaten niscaya kolam terpal plastik ini bisa hingga lebih dari 3 (tiga) tahun.

Jumat, 13 Agustus 2010

Ade dan Kolam Terpal Lele Sangkuriang


KOMPAS.com — Memasuki Kampung Cibeureum RT 08 RW 08, Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, terlihat berjajar sekitar 100 kolam terpal warna oranye tempat pembenihan ikan lele sangkuriang. Kampung yang dikenal sebagai sentra perajin sandal ini, kini menjadi sentra usaha pembenihan ikan lele sangkuriang. Ini berkat ketekunan Ade Mulyadi (32), anak kedua dari enam bersaudara pasangan Muchtar (59) dan Rohani (56), sejak dua tahun yang lalu.

Keberhasilan Ade mengembangkan usahanya seperti saat ini tentu tak lepas dari mental bajanya yang pantang menyerah. Meskipun kaki kanannya cacat karena polio sejak usia 3 tahun, dia berhasil mengembangkan usaha pembenihan ikan lele sangkuriang, lele biakan baru yang kini semakin populer, terutama di Bogor.

Pengembangan usaha baru, yakni pembenihan ikan lele oleh pemuda itu, boleh disebut sebagai pelopor usaha pembenihan ikan di sentra perajin sandal Cibeureum. Usahanya bukan main-main. Ade bersama 4 pekerjanya tiap hari mengawasi, merawat sekitar 100 kolam pembenihan, dan menabur pakan untuk benih ikan secara tepat waktu dan tepat takarannya. Kolam ikan itu tampak unik karena dibuat khusus dengan menggunakan terpal warna oranye yang biasa digunakan untuk tenda.


Menurut Ade, usaha pembenihan ikan lele sangkuriang ini diawali dengan kegagalan dalam mengembangkan usaha pembenihan ikan lele dumbo yang dimodali ayahnya. Saat itu, lebih dari Rp 75 juta uang yang dikeluarkan ayahnya untuk modal usaha pembenihan ikan lele dumbo amblas.

”Tak pernah dijual, benih ikan itu mati diduga terserang penyakit,” kata Muchtar, ayah Ade. Sebelum bergabung dengan anaknya mengusahakan pembenihan lele sangkuriang, Muchtar adalah pedagang di pasar dan perajin sandal.

Belajar

Suatu hari, Muchtar yang beralih profesi menjadi pembenih ikan lele ini memperoleh keterangan tentang ”pendekar lele sangkuriang” Nasrudin, di Kampung Sukabirus, Desa Gadog, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor. Maka, dia pun mendatangi Nasrudin untuk mencari tahu atau ”berguru” ilmu perlelean.


Namun, Muchtar tidak lantas berguru secara langsung. Setelah pertemuan dengan Nasrudin dan mendapat gambaran mengenai usaha itu, Muchtar kemudian mengutus Ade untuk mengikuti pelatihan kepada Nasrudin. Setelah itu, Muchtar menyusul bersama dua anaknya yang lain, Wawan dan Trimulyana, untuk menimba ilmu mengenai pembenihan lele.

Ternyata, untuk menimba ilmu tentang lele tidak perlu waktu berminggu-minggu, berbulan-bulan, apalagi bertahun-tahun. Ade mengikuti pelatihan hanya selama 3 hari di pusat pelatihan lele Nasrudin di Kampung Sukabirus. Dia sudah memperoleh ”jurus-jurus” jitu cara memelihara, memberikan pakan, dan mengatasi penyakit ikan secara tepat.

Tanpa menunggu waktu lagi, bekal pengetahuan itu langsung diterapkan di lapangan. Kolam-kolam pun dibuat tidak dengan menggali tanah, sebagaimana layaknya kolam ikan yang kita kenal selama ini. Mereka menggunakan terpal untuk membuat ”kolam-kolam” itu, dan kemudian diisi benih ikan lele sangkuriang. Rupanya tanda-tanda keberhasilan usaha lele itu mulai tampak.

”Berangsur-angsur usaha kami itu, berhasil,” kata Ade, akhir Maret lalu. Kematian benih lele seperti yang terjadi saat mengembangkan lele dumbo bisa mereka atasi. Perlakuan khusus bisa menekan angka kematian benih. Saat ini, usaha mereka sudah jauh berkembang. Siang itu, misalnya, Ade baru saja melayani pembeli benih lele sangkuriang ukuran 4-6 cm sebanyak 4.000 ekor.

Kewalahan

Diawali dari 10 kolam terpal ukuran 2 x 4 meter untuk pembenihan, kini Ade yang mengembangkan usaha bersama ayah dan adiknya memiliki sekitar 100 kolam pembenihan ikan lele sangkuriang. Muchtar sendiri juga memiliki sekitar 10 kolam pembesaran ukuran 10 x 10 meter.


Satu paket induk lele sangkuriang terdiri dari 10 betina dan 5 jantan. Ade membeli induk lele pada Nasrudin seharga Rp 800.000 per paket. Sejak menetas sampai dipanen, usia benih ikan lele sangkuriang ukuran 4-6 cm butuh waktu sekitar 50 hari. Setiap ekor induk lele sangkuriang bisa menghasilkan 70.000–100.000 ekor benih.

”Saat ini, setiap bulan kami baru bisa menjual 300.000 benih dengan harga Rp 150 per ekor,” kata Ade. Pesanan benih lele memang terus mengalir. Namun, tidak semua pesanan itu mampu dipenuhi. Ade mencontohkan, adanya permintaan benih sebanyak 1 juta ekor setiap bulan dari pembeli warga Tangerang, Banten, tetapi permintaan itu tidak sanggup mereka penuhi.

”Untuk melayani peternak ikan lele sangkuriang di daerah Kabupaten/Kota Bogor dan sekitarnya saja, kami masih kewalahan,” kata Ade. Melihat kondisi seperti itu, Ade mencari jalan keluar dengan menyiapkan 10 orang binaan sebagai pembenih ikan lele sangkuriang.

Sementara Muchtar yang memiliki 10 kolam pembesaran mengisi kolamnya dengan 10.000 ekor benih ukur 4–6 cm. Dari 10.000 benih ini, setelah 45 hari dapat dipanen 1 ton ikan lele ukuran 6–7 ekor per kg. Harga jualnya saat ini Rp 10.500 per kg. ”Dari panen 1 ton ikan itu, dipotong pakan dan biaya pemeliharaan, masih ada keuntungan sekitar Rp 3 juta,” kata Muchtar.

Ade dan ayahnya, sebagai keluarga pelopor usaha pembenihan ikan lele di sentra Perajin Sandal Cibeureum ini, sekarang sering menerima kunjungan tamu yang ingin belajar budidaya ikan lele sangkuriang, baik untuk pembenihan maupun pembesaran. ”Kami dengan senang hati menjelaskan bagaimana caranya menjadi pembudidaya ikan lele sangkuriang,” kata Ade.

Dia mengatakan, pihaknya memang berkonsentrasi di bidang pembenihan untuk memasok mereka yang berusaha di bidang pembesaran lele sangkuriang. ”Lebih menguntungkan jadi pembenih daripada pembesar ikan,” kata Ade, seraya menambahkan bahwa kerugian puluhan juta rupiah yang dideritanya dua tahun yang lalu berangsur-angsur dapat ditutupi dari keuntungan penjualan benih ikan.

Sumber www.kompas.com
Selasa, 13 April 2010 | 09:16 WIB
(FX Puniman, Wartawan Tinggal di Bogor)