PRODUK LAUK LELE BERSIH DAN HYGIENIS
Pamor lauk makanan ikan Lele sangat terangkat tinggi akhir-akhir ini. Sistem pemeliharaan dalam sebuah kolam terbuat dari Terpal Plastik dengan pemberian pakan berupa pelet, sangat mengakat harkat Lele sebagai hidangan lauk di meja makan, lauk sebagai sumber yang tinggi protein dan Omega-3. Jauh dari kesan lauk Lele yang dikenal “jorok” dan “menjijikkan” pada masa lalu dalam benak sebahagian masyarakat.
Pembesaran Lele jenis Sangkuriang hasil kepeloporan Yanri melalui Mitra Usaha Lele Kracak yang dia kelola, kesan penulis tentang pemeliharaan pembesaran Lele menjadi sangat berubah. Yanri meletakkan standar yang tinggi atas produk ikan Lele yang dihasilkannya. Mitra Tani ini sangat mengharamkan pemberian pakan pembesaran Lele sehari-hari dengan cara-cara tradisonal dan sudah usang. Dalam budidaya dan pembesaran Lele ala Mitra Usaha Lele Kracak, tidak ada bangkai, tidak ada air limbah dan tidak ada lumpur. Semua Mitra Usaha Tani harus patuh pada kesepakatan dan standar mutu yang telah dibuat. Salah satunya pemberian Pakan harus menggunakan pelet yang sudah disiapkan. Tidak boleh ada pemberian makanan lele berupa bangkai atau jenis makanan yang tidak hygienis lainnya.
Barangsiapa melanggar ketentuan ini, langsung dikeluarkan dari Kemitraan. “Aturan dan standar ini berlaku untuk semua.” seru Yanri. “Tidak boleh ada yang coba-coba untuk melanggarnya.” tambahnya. Visi besar dari Mitra Usaha Lele Kracak adalah untuk meningkatkan pangsa pasar Lele sebagai sumber protein masyarakat. “Lele jenis sangkuriang ini kaya akan kandungan Omega-3, jadi sangat disarankan untuk menjadi sumber protein dalam menu makan sehari-hari, terutama baik untuk pertumbuhan anak. Coba kalau harkat Lele yang sudah jelek selama ini, menjadi lebih baik dan hygienis di masyarakat. Kan, petani sendiri yang untung, betul ndak!” ujar Yanri sambil terkekeh optimis.
Lalu Yanri menambahkan “Sekarang ini animo masyarakat untuk makan Lele sangat meningkat naik tajam. Saat ini sudah sulit untuk mencukupi permintaan pasar. Hal ini harus selalu dijaga dan jangan sampai persepsi masyarakat yang sudah baik atas produk Lele, tertutama Lele sangkuriang, rusak oleh karena ketidak mampuan petani untuk menjaga kualitas Lele yang dihasilkannya. Jadi semua petani harus kerja keras dan tidak neko-neko. Ikut sistem saja sudah cukup. Yakinlah ternak Lele Sangkuriang akan bisa menyaingi usaha ayam broler. Sungguh.”
Mitra Usaha Lele Kracak di Leuwiliang adalah Kelompok Tani. Kelompok Tani ini menjual benih IKAN LELE SANGKURIANG dengan berbagai ukuran dan Bergaransi. Selain itu juga menjual ikan Lele pembesaran siap konsumsi. Kelompok Tani ini juga siap melakukan pembinaan terhadap Mitra Usaha Tani berikutnya. Silahkan hubungi kami via email : lele.sangkuriang.cirangkong@gmail.com
Jumat, 30 Juli 2010
Kamis, 29 Juli 2010
PELIHARA LELE DILAHAN KRITIS
MUDAH DAN MENGUNTUNGKAN
Selama ini pemeliharaan ikan air tawar selalu melekat dengan konotasi air yang melipah. Tanpa ada stok air yang cukup, berarti tidak dapat melakukan usaha ternak ikan. Kalaupun umumnya masyarakat tahu bahwa pemeliharaan Lele bisa dilakukan di air yang kotor. Tetap dalam benak masyarakat bahwa airnya juga harus cukup banyak. Oleh karena itu usaha pemeliharaan Lele dilakukan diareal penampungan limbah akhir rumah tangga.
Budidaya dan pembesaran Lele jenis Sangkuriang, seperti yang telah dilakukan oleh Mitra Usaha Lele Sangkuriang Kracak, Leuwiliang malah membuktikan lain. Dilahan sawah tadah hujan dapat dilakukan usaha pemeliharaan atau pembesaran Lele jenis Sangkuraing hanya dengan memanfaatkan sumur kecil yang digali sedalam 1,5 meter. Rembesan air sawah yang sangat kecil ini dapat dimanfaatkan oleh Mitra Usaha Lele Sangkuriang Kracak, Leuwiliang ini untuk usaha pembesaran Lele sebanyak 100.000 ekor benih. Sungguh ini bukanlah jumlah yang kecil, tapi sudah menjadi bisnis yang sangat menggiurkan.
Lebih lanjut silahkan hubungi via email: lele.sangkuriang.cirangkong@gmail.com
Selama ini pemeliharaan ikan air tawar selalu melekat dengan konotasi air yang melipah. Tanpa ada stok air yang cukup, berarti tidak dapat melakukan usaha ternak ikan. Kalaupun umumnya masyarakat tahu bahwa pemeliharaan Lele bisa dilakukan di air yang kotor. Tetap dalam benak masyarakat bahwa airnya juga harus cukup banyak. Oleh karena itu usaha pemeliharaan Lele dilakukan diareal penampungan limbah akhir rumah tangga.
Budidaya dan pembesaran Lele jenis Sangkuriang, seperti yang telah dilakukan oleh Mitra Usaha Lele Sangkuriang Kracak, Leuwiliang malah membuktikan lain. Dilahan sawah tadah hujan dapat dilakukan usaha pemeliharaan atau pembesaran Lele jenis Sangkuraing hanya dengan memanfaatkan sumur kecil yang digali sedalam 1,5 meter. Rembesan air sawah yang sangat kecil ini dapat dimanfaatkan oleh Mitra Usaha Lele Sangkuriang Kracak, Leuwiliang ini untuk usaha pembesaran Lele sebanyak 100.000 ekor benih. Sungguh ini bukanlah jumlah yang kecil, tapi sudah menjadi bisnis yang sangat menggiurkan.
Lebih lanjut silahkan hubungi via email: lele.sangkuriang.cirangkong@gmail.com
MERAKIT KOLAM TERPAL
UNTUK BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN LELE SANGKURIANG
Material yang dibutuhkan untuk membuat kolam untuk melakukan usaha budidaya dan pemberasarn Lele jenis Sangkuriang ini adalah:
1. Bambu dengan ukuran diameter diatas 4 cm
Bambunya harus sudah kering, tua dan berserat padat. Sehingga tidak mudah busuk atau rusak hingga usia penggunaan lebih dari 2 (dua) tahun.
2. Terpal Plastik yang tebal dan berkualitas baik
Dimana serat terpal plastik harus padat dan tidak mudah bocor. Bukan hanya tidak bocor semata, material plastik juga harus baik. Dimana bahan pembuatan terpal ini juga tidak mudah luntur atau mengelupas sehingga malah bisa mencemari air kolam tempat ikan Lele Sangkuriang dipelihara.
3. Sekam padi, sebagai alas tempat Terpal Plastik diletakkan.
Langkah yang harus dilakukan:
1. Tancapkan tiang bambu kedalam tanah, dengan jarak 1 meter antar tiang, secara rapi mengelilingi areal kolam yang berukuran 5 x 10 atau sesuai dengan ukuran yang dikehendaki.
2. Bambu dibelah menjadi ukuran 2-3 cm. Ukuran panjang bambu yang dibelah, sesuaikan dengan stok bambu yang dimiliki.
3. Paku atau ikat bambu yang dibelah secara horizontal, memanjang mengikat antar tiang yang sudah ditancapkan. Pada sisi bawah kolam dengan tingkat kerapatan yang lebih padat, supaya menjadi penyangga Terpal Kolam yang nantinya akan diisi air. Semakin keatas bisa semakin longgar. Bila lengkap padat dari sisi bawah ke sisi atas juga tidak masalah?! cuma akan dibutuhkan jumlah bambu yang lebih banyak.
4. Bila sudah selesai rangka kolam yang terbuat dari bambu. Selanjutnya pada dasar tempat Terpal Plastik kolam akan dipasang, ditebar dengan sekam padi secara merata. Maksudnya agar Terpal Plastik tidak mudah robek atau bocor saat petani atau pekerja masuk kedalam kolam. Dan juga agar benih ikan Lele tidak mudah terluka disaat berbenturan dengan dasar kolam akibat perkelahian dan kejar-kejaran antar benih Lele dalam kolam pemeliharaan.
5. Lalu sisi tepi Terpal Plastik (bagian bibir atas kolam) dipaku atau diikat secara rapat dan merata pada seluruh keliling Terpal Plastik. Tujuannya agar Terpal Plastik solid, kuat dan rapat terikat. Sehingga tidak mudah robek karena menanggung beban berat air dalam kolam.
6. Lalu terakhir Kolam Terpal Plastik diisi air hingga kedalaman +/- 1 meter. Lalu diamkan air kolam selama 3-7 hari, jangan ditebar benih Lele dulu! Tujuannya agar air kolam matang dan ideal untuk ditabur benih. Masa pematangan air ini juga disesuaikan dengan kondisi air. Karena setiap daerah akan mempuinyai kondisi air yang berbeda-beda pula. Untuk kondisi tertentu air kolam perlu ditambahkan sari kotoran kambing atau kelinci. Ada pula kondisi air yang kaya akan zat sulfur, untuk kondisi seperti ini perlu di naturalisasi dengan enceng gongok. Setelah air matang, baru kolam siap untuk ditebar bibit ikan Lele Sangkuriang. Dimana ukuran bibit Lele Sangkuriang yang paling ideal/baik untuk dilepas adalah ukuran diatas 7-8 cm. Dan sangat tidak disarankan bilamana menabur benih lebih kecil dari ukuran 7-8 cm.
Material yang dibutuhkan untuk membuat kolam untuk melakukan usaha budidaya dan pemberasarn Lele jenis Sangkuriang ini adalah:
1. Bambu dengan ukuran diameter diatas 4 cm
Bambunya harus sudah kering, tua dan berserat padat. Sehingga tidak mudah busuk atau rusak hingga usia penggunaan lebih dari 2 (dua) tahun.
2. Terpal Plastik yang tebal dan berkualitas baik
Dimana serat terpal plastik harus padat dan tidak mudah bocor. Bukan hanya tidak bocor semata, material plastik juga harus baik. Dimana bahan pembuatan terpal ini juga tidak mudah luntur atau mengelupas sehingga malah bisa mencemari air kolam tempat ikan Lele Sangkuriang dipelihara.
3. Sekam padi, sebagai alas tempat Terpal Plastik diletakkan.
Langkah yang harus dilakukan:
1. Tancapkan tiang bambu kedalam tanah, dengan jarak 1 meter antar tiang, secara rapi mengelilingi areal kolam yang berukuran 5 x 10 atau sesuai dengan ukuran yang dikehendaki.
2. Bambu dibelah menjadi ukuran 2-3 cm. Ukuran panjang bambu yang dibelah, sesuaikan dengan stok bambu yang dimiliki.
3. Paku atau ikat bambu yang dibelah secara horizontal, memanjang mengikat antar tiang yang sudah ditancapkan. Pada sisi bawah kolam dengan tingkat kerapatan yang lebih padat, supaya menjadi penyangga Terpal Kolam yang nantinya akan diisi air. Semakin keatas bisa semakin longgar. Bila lengkap padat dari sisi bawah ke sisi atas juga tidak masalah?! cuma akan dibutuhkan jumlah bambu yang lebih banyak.
4. Bila sudah selesai rangka kolam yang terbuat dari bambu. Selanjutnya pada dasar tempat Terpal Plastik kolam akan dipasang, ditebar dengan sekam padi secara merata. Maksudnya agar Terpal Plastik tidak mudah robek atau bocor saat petani atau pekerja masuk kedalam kolam. Dan juga agar benih ikan Lele tidak mudah terluka disaat berbenturan dengan dasar kolam akibat perkelahian dan kejar-kejaran antar benih Lele dalam kolam pemeliharaan.
5. Lalu sisi tepi Terpal Plastik (bagian bibir atas kolam) dipaku atau diikat secara rapat dan merata pada seluruh keliling Terpal Plastik. Tujuannya agar Terpal Plastik solid, kuat dan rapat terikat. Sehingga tidak mudah robek karena menanggung beban berat air dalam kolam.
6. Lalu terakhir Kolam Terpal Plastik diisi air hingga kedalaman +/- 1 meter. Lalu diamkan air kolam selama 3-7 hari, jangan ditebar benih Lele dulu! Tujuannya agar air kolam matang dan ideal untuk ditabur benih. Masa pematangan air ini juga disesuaikan dengan kondisi air. Karena setiap daerah akan mempuinyai kondisi air yang berbeda-beda pula. Untuk kondisi tertentu air kolam perlu ditambahkan sari kotoran kambing atau kelinci. Ada pula kondisi air yang kaya akan zat sulfur, untuk kondisi seperti ini perlu di naturalisasi dengan enceng gongok. Setelah air matang, baru kolam siap untuk ditebar bibit ikan Lele Sangkuriang. Dimana ukuran bibit Lele Sangkuriang yang paling ideal/baik untuk dilepas adalah ukuran diatas 7-8 cm. Dan sangat tidak disarankan bilamana menabur benih lebih kecil dari ukuran 7-8 cm.
Rabu, 28 Juli 2010
REVOLUSI USAHA PEMERLIHARAAN IKAN AIR TAWAR
Mitra Usaha Lele Kracak, Leuwiliang Kab. Bogor telah melakukan sebuah Revolusi dalam sistem budidaya dan pemeliharaan ikan air tawar. Sosok Mitra Usaha Lele Kracak, Leuwiliang Kab. Bogor yang akrab dan bersahaja ini adalah pioneer bagi merebaknya budidaya dan pembiakan serta pemeliharaan ikan Lele secara intensif dalam sebuah kolam Terpal Plastik. Sistem ini telah menyimpang dari pakem usaha pemeliharaan ikan yang dikenal oleh masyarakan selama ini. Seperti menggunakan kolam dengan membuat galian di halaman rumah atau sawah alias empang, keramba air deras, keramba terapung atau memanfaatkan situ atau telaga tempat air menggenang.
Kenapa bisa dikatakan Mitra Usaha Lele Kracak, Leuwiliang Kab. Bogor melakukan Revolusi Budidaya dan Pembesaran ikan air tawar, seperti Lele jenis Sangkuriang, akan dibahas sebagai berikut:
1. Kolam Terpal Plastik
Mitra Usaha Lele Kracak, Leuwiliang Kab. Bogor telah membuat terobosan dengan memelihara Ikan Lele jenis Sangkuriang di dalam sebuah kolam yang terbuat dari terpal plastik ukuran 5 x 10 m2. Dengan ukuran kolam sebesar ini, Mitra Usaha Lele Kracak, Leuwiliang Kab. Bogor bisa membesarkan lele sebanyak 5.000 ekor. Dan standar besaran (size) Lele Sangkuriang yang kelak dipanen adalah besaran 7-8 ekor untuk 1 kilogram.
Sedang lama pemeliharaan Lele Sangkuriang dari mulai ditebar hingga dipanen hanya membutuhkan waktu antara 40 hari hingga 60 hari. Kelihatannya hitungan lama hari pemeliharaan ini sangat optimis. Tapi fakta yang terlihat di lapangan memang kurun waktu pemeliharaan hingga semua bersih di panen adalah antara 40-60 hari tersebut.
2. Bisa Dilakukan di Lahan yang Sempit
Ukuran kolam maksimal yang cuma sebesar 5 x 10 m2, membuat usaha pembesaran Lele jenis sangkuriang ini dapat dilakukan areal halaman rumah yang sempit. Bisa juga ukuran kolamnya diperkecil sesuai dengan luas tanah yang ada. Misalnya dipekercil menjadi ukuran 2 x 8 m2. Cuma jumlah Lele yang dilepas di kolam ini juga diperkecil jumlahnya. Bisa juga dibuat dengan ukuran 4 x 9 m2. Pokoknya semua ukuran dapat dilakukan sesuai dengan ukuran halaman rumah atau tanah yang hendak di manfaatkan untuk pembesaran ikan Lele jenis Sangkuriang ini.
Syarat populasi Lele dalam sebuah kolam sangat mudah dihitung, yakni luas kolam dalam m2 kali 100 ekor. Bila ukuran 2 x 8 m2, berarti Lele yang dapat dipelihara adalah 16 x 100 = 1.600 ekor. Sedang untuk ukuran 4 x 9 m2 dapat menampung Lele untuk dibesarkan sebanyak 36 x 100 = 3.600 ekor.
3. Budidaya dan Pembesaran Lele Sangkuriang Tidak Butuh Air Banyak
Memelihara ikan selalu konotasinya butuh air yang banyak dan mengalir. Sehingga untuk lahan-lahan yang kritis, dimana selalu ada masalah dengan stok air, seakan-akan sudah ditakdirkan tidak dapat lagi digunakan untuk usaha budidaya atau untuk pembesaran ikan.
Tapi dengan sistem budidaya dan pemeliharaan ikan Lele jenis Sangkuriang ini, petani tidak perlu repot untuk mencari air atau sumber air yang cukup untuk bisa menjalankan usaha ini. Budidaya dan pembesaran ikan Lele Sangkuriang dalam kolam 5 x 10 m2 ini hanya butuh level air setinggi 1 (satu) meter. Nyaris tidak diperlukan adanya penambahan air mulai dari awal pemeliharaan hingga saat panen. Bahkan malah air yang ada di kolam perlu dikurangi bila terjadi curah hujan yang cukup besar. Sedang kondisi air yang semakin hari semakin butek (gelap), malah kondisi yang sangat nyaman dan disukai oleh Lele Sangkuriang.
4. Dapat Memanfaatkan Lahan Kritis
Lahan kritis yang selama ini nyaris tidak bisa digunakan untuk pertanian apalagi perikanan, malah dapat dimanfaatkan untuk usaha budidaya atau pembesaran Lele Sangkuriang. Tinggal mendirikan Kolam yang terbuat dari Terpal Plastik dan dinding kolam disangga keliling dengan bambu, sudah cukup untuk memulai usaha budidaya dan pembesaran ikan Lele jenis Sangkuriang.
Kolam budidaya dan pembesaran Lele Sangkuriang ini malah tidak membutuhkan areal yang teduh, seperti pepohonan atau ada penutup (sun screen) untuk menudunginya. Tapi dengan terbuka dan dengan terpaan sinar matahari yang penuh, Lele Sangkuriang malah dapat tumbuh secara baik.
Hal ini bisa demikian karena keruhnya air kolam akibat dampak akumulasi pakan yang diberikan dan akibat pertumbuhan lumut dalam kolam, akan membuat paparan sinar matahari tidak dapat menembus jauh ke dalam kolam. Sehingga ikan Lele tidak akan mati karena kepanasan akibat kena paparan sinar matahari secara langsung.
5. Pakan yang Lebih Hygienis
Budidaya dan pemeliharaan lele selalu dihubungkan dengan sesuatu yang "jorok" dan "tidak hygienis". Hal ini karena sistem pemeliharaan ikan Lele selama ini telah salah. Karena Lele bisa hidup dalam media air yang sangat keruh. Maka ikan Lele banyak dipelihara dalam penampungan akhir limbah rumah tangga. Bahkan tidak sedikit pula yang membesarkan ikan Lele dengan memberikan bangkai sebagai pakan sehari-harinya. Alhasil ikan Lele menjadi sangat tidak pupolar dan menjadi lauk hidangan makanan kelas bawah.
Tapi budidaya dan pembesaran ikan Lele jenis Sangkuriang oleh Mitra Usaha Lele Kracak, Leuwiliang telah merevolusi semua sistem pemeliharaan mainstream (umumnya yang berlaku). Yanri Ketua Mitra Usaha Lele Kracak, Leuwiliang menekankan, bahwa "kemitraan usaha Lele yang saya rintis harus Hygienis. Dimana Lele Sangkuriang yang dipelihara harus dibesarkan dengan menggunakan Pakan Pelet. Bila ada kemitraan yang tidak ikut aturan, dimana ada yang kasih makan Lele pakai bangkai atau limbah kotor lainnya, maka Mitra tersebut akan dikeluarkan dari kelompok usaha budidaya dan pemeliharaan ikan Lele jenis Sangkuriang."
Adapun tujuan dari Mitra Usaha Lele Kracak, Leuwiliang adalah untuk meningkatkan Pasar dari Lele, dalam hal ini Lele Sangkuriang sebagai pioneernya. “Jangan sampai pasar ikan Lele ini cuma kelas bawah. Kan sudah terbukti bahwa ikan Lele bagus untuk kesehatan kerena mengandung Omega-3. Terus kalangan masyarakat atas juga kudu (harus) bisa menerima ikan Lele untuk dihidangkan diatas meja makan mereka. Coba sekarang restaurant kelas atas mana yang menggunakan ikan Lele dalam menu sajian utamanya. Tidak ada kan?! Nah, semua peternak harus kerja sama untuk meningkatkan popularitas pemeliharaan ikan Lele yang Hygienis.” kata Yanri bersemangat. “Belum lagi kalau kita mau go international, pemeliharaan Lele kudu (harus, red) bersih dan Hygienis atukh!” serunya. Yanri mau kelak ikan Lele bisa jadi produk unggulan Indonesia untuk di ekspor secara regular ke Mancanegara.
Selamat dan sukses buat Mitra Usaha Lele Kracak, Leuwiliang untuk VISI besarnya. Semoga kelak ikan Lele Sangkuriang dapat menyaingi popularitas ayam broiler sebagai lauk dalam menu harian masyarakat Indonesia hingga Mancanegara.
Kenapa bisa dikatakan Mitra Usaha Lele Kracak, Leuwiliang Kab. Bogor melakukan Revolusi Budidaya dan Pembesaran ikan air tawar, seperti Lele jenis Sangkuriang, akan dibahas sebagai berikut:
1. Kolam Terpal Plastik
Mitra Usaha Lele Kracak, Leuwiliang Kab. Bogor telah membuat terobosan dengan memelihara Ikan Lele jenis Sangkuriang di dalam sebuah kolam yang terbuat dari terpal plastik ukuran 5 x 10 m2. Dengan ukuran kolam sebesar ini, Mitra Usaha Lele Kracak, Leuwiliang Kab. Bogor bisa membesarkan lele sebanyak 5.000 ekor. Dan standar besaran (size) Lele Sangkuriang yang kelak dipanen adalah besaran 7-8 ekor untuk 1 kilogram.
Sedang lama pemeliharaan Lele Sangkuriang dari mulai ditebar hingga dipanen hanya membutuhkan waktu antara 40 hari hingga 60 hari. Kelihatannya hitungan lama hari pemeliharaan ini sangat optimis. Tapi fakta yang terlihat di lapangan memang kurun waktu pemeliharaan hingga semua bersih di panen adalah antara 40-60 hari tersebut.
2. Bisa Dilakukan di Lahan yang Sempit
Ukuran kolam maksimal yang cuma sebesar 5 x 10 m2, membuat usaha pembesaran Lele jenis sangkuriang ini dapat dilakukan areal halaman rumah yang sempit. Bisa juga ukuran kolamnya diperkecil sesuai dengan luas tanah yang ada. Misalnya dipekercil menjadi ukuran 2 x 8 m2. Cuma jumlah Lele yang dilepas di kolam ini juga diperkecil jumlahnya. Bisa juga dibuat dengan ukuran 4 x 9 m2. Pokoknya semua ukuran dapat dilakukan sesuai dengan ukuran halaman rumah atau tanah yang hendak di manfaatkan untuk pembesaran ikan Lele jenis Sangkuriang ini.
Syarat populasi Lele dalam sebuah kolam sangat mudah dihitung, yakni luas kolam dalam m2 kali 100 ekor. Bila ukuran 2 x 8 m2, berarti Lele yang dapat dipelihara adalah 16 x 100 = 1.600 ekor. Sedang untuk ukuran 4 x 9 m2 dapat menampung Lele untuk dibesarkan sebanyak 36 x 100 = 3.600 ekor.
3. Budidaya dan Pembesaran Lele Sangkuriang Tidak Butuh Air Banyak
Memelihara ikan selalu konotasinya butuh air yang banyak dan mengalir. Sehingga untuk lahan-lahan yang kritis, dimana selalu ada masalah dengan stok air, seakan-akan sudah ditakdirkan tidak dapat lagi digunakan untuk usaha budidaya atau untuk pembesaran ikan.
Tapi dengan sistem budidaya dan pemeliharaan ikan Lele jenis Sangkuriang ini, petani tidak perlu repot untuk mencari air atau sumber air yang cukup untuk bisa menjalankan usaha ini. Budidaya dan pembesaran ikan Lele Sangkuriang dalam kolam 5 x 10 m2 ini hanya butuh level air setinggi 1 (satu) meter. Nyaris tidak diperlukan adanya penambahan air mulai dari awal pemeliharaan hingga saat panen. Bahkan malah air yang ada di kolam perlu dikurangi bila terjadi curah hujan yang cukup besar. Sedang kondisi air yang semakin hari semakin butek (gelap), malah kondisi yang sangat nyaman dan disukai oleh Lele Sangkuriang.
4. Dapat Memanfaatkan Lahan Kritis
Lahan kritis yang selama ini nyaris tidak bisa digunakan untuk pertanian apalagi perikanan, malah dapat dimanfaatkan untuk usaha budidaya atau pembesaran Lele Sangkuriang. Tinggal mendirikan Kolam yang terbuat dari Terpal Plastik dan dinding kolam disangga keliling dengan bambu, sudah cukup untuk memulai usaha budidaya dan pembesaran ikan Lele jenis Sangkuriang.
Kolam budidaya dan pembesaran Lele Sangkuriang ini malah tidak membutuhkan areal yang teduh, seperti pepohonan atau ada penutup (sun screen) untuk menudunginya. Tapi dengan terbuka dan dengan terpaan sinar matahari yang penuh, Lele Sangkuriang malah dapat tumbuh secara baik.
Hal ini bisa demikian karena keruhnya air kolam akibat dampak akumulasi pakan yang diberikan dan akibat pertumbuhan lumut dalam kolam, akan membuat paparan sinar matahari tidak dapat menembus jauh ke dalam kolam. Sehingga ikan Lele tidak akan mati karena kepanasan akibat kena paparan sinar matahari secara langsung.
5. Pakan yang Lebih Hygienis
Budidaya dan pemeliharaan lele selalu dihubungkan dengan sesuatu yang "jorok" dan "tidak hygienis". Hal ini karena sistem pemeliharaan ikan Lele selama ini telah salah. Karena Lele bisa hidup dalam media air yang sangat keruh. Maka ikan Lele banyak dipelihara dalam penampungan akhir limbah rumah tangga. Bahkan tidak sedikit pula yang membesarkan ikan Lele dengan memberikan bangkai sebagai pakan sehari-harinya. Alhasil ikan Lele menjadi sangat tidak pupolar dan menjadi lauk hidangan makanan kelas bawah.
Tapi budidaya dan pembesaran ikan Lele jenis Sangkuriang oleh Mitra Usaha Lele Kracak, Leuwiliang telah merevolusi semua sistem pemeliharaan mainstream (umumnya yang berlaku). Yanri Ketua Mitra Usaha Lele Kracak, Leuwiliang menekankan, bahwa "kemitraan usaha Lele yang saya rintis harus Hygienis. Dimana Lele Sangkuriang yang dipelihara harus dibesarkan dengan menggunakan Pakan Pelet. Bila ada kemitraan yang tidak ikut aturan, dimana ada yang kasih makan Lele pakai bangkai atau limbah kotor lainnya, maka Mitra tersebut akan dikeluarkan dari kelompok usaha budidaya dan pemeliharaan ikan Lele jenis Sangkuriang."
Adapun tujuan dari Mitra Usaha Lele Kracak, Leuwiliang adalah untuk meningkatkan Pasar dari Lele, dalam hal ini Lele Sangkuriang sebagai pioneernya. “Jangan sampai pasar ikan Lele ini cuma kelas bawah. Kan sudah terbukti bahwa ikan Lele bagus untuk kesehatan kerena mengandung Omega-3. Terus kalangan masyarakat atas juga kudu (harus) bisa menerima ikan Lele untuk dihidangkan diatas meja makan mereka. Coba sekarang restaurant kelas atas mana yang menggunakan ikan Lele dalam menu sajian utamanya. Tidak ada kan?! Nah, semua peternak harus kerja sama untuk meningkatkan popularitas pemeliharaan ikan Lele yang Hygienis.” kata Yanri bersemangat. “Belum lagi kalau kita mau go international, pemeliharaan Lele kudu (harus, red) bersih dan Hygienis atukh!” serunya. Yanri mau kelak ikan Lele bisa jadi produk unggulan Indonesia untuk di ekspor secara regular ke Mancanegara.
Selamat dan sukses buat Mitra Usaha Lele Kracak, Leuwiliang untuk VISI besarnya. Semoga kelak ikan Lele Sangkuriang dapat menyaingi popularitas ayam broiler sebagai lauk dalam menu harian masyarakat Indonesia hingga Mancanegara.
Senin, 26 Juli 2010
Lele Sangkuriang Kracak
Bicara Lele Sangkuriang tidak lepas dari Desa Kracak tempat usaha ikan Lele Sangkuriang dalam terpal yang saat ini mulai santer jadi pembicaraan bagi banyak pertani Ternak Lele.
Prinsip beternak Lele bagi Mitra Usaha Lele Kracak adalah Kemitraan. Jadi beternak Lele harus sama-sama menguntungkan. Supaya usaha Lele ini dapat meningkatkan tingkat kesejetahteraan para petani yang menjalankan usaha ini.
Langganan:
Postingan (Atom)