Mitra Usaha Lele Kracak di Leuwiliang adalah Kelompok Tani. Kelompok Tani ini menjual benih IKAN LELE SANGKURIANG dengan berbagai ukuran dan Bergaransi. Selain itu juga menjual ikan Lele pembesaran siap konsumsi. Kelompok Tani ini juga siap melakukan pembinaan terhadap Mitra Usaha Tani berikutnya. Silahkan hubungi kami via email : lele.sangkuriang.cirangkong@gmail.com
Selasa, 05 Juni 2012
PH Asam, Musuh Besar Pemeliaharaan Ikan Lele
Sering kita saksikan banyak benih ikan lele jenis sangkuriang yang drop kesehatanya bahkan mati, setelah dipelihara dalam kurun waktu diatas dua minggu. Banyak pelaku pemelihara ikan Lele yang panik.Langkah umum yang banyak dilakukan adalah dengan mengganti air yang ada didalam kolam. Memang langkah ini sangat membantu dan bisa dikatakan sebuah solusi yang sangat murah, daripada diberikan obat.
Sebenarnya hal ini dapat diantisipasi, jauh sebelum keadaan semakin memburuk. Bilamana dilihat beberapa keadaan awal permukaan air. Pelaku usaha ikan Lele dapat mengganti air kolam secara gradual alias tidak drastis. Yakni dengan mengisi air kolam dengan air baru yang matang, sambil air lama didorong keluar dari pipa buangan yang tersedia.
Adapun ciri-ciri awal air PH asam yang perlu diantisipasi adalah :
1. Air mulai banyak buih yang berbusa,
2. Benih ikan mulai banyak yang terapung dengan moncong tegak keatas, bahkan ada yang sudah malas untuk bergerak,
3. Bila dicium, air agak berbau,
4. tubuh bibit Lele terlihat pucat, dengan lendir yang sangat berkurang,
4. Kondisi terburuk, mulai ada benih yang mati.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan hal ini terjadi:
1. Pakan diberikan berlebihan, sehingga pakan yang tidak dimakan oleh benih ikan akan menyebabkan tumpukan sisa pakan yang semakin hari semakin banyak. Dampaknya tumpukan sisa pakan ini akan menyebabkan PH air turun alias asam.
2. Curah Hujan, terutama disaat awal musim penghujan atau hujan pada musim kemarau. Biasanya PH air hujan pada saat ini adalah asam. Karena titik air hujan yang turun ketanah banyak terkontaminasi oleh polusi udara dari asap pabrik, kenderaan motor, dll.
3. Sumber air yang digunakan. Bilamana pemelihara ikan Lele menggunakan sumber air dari kali atau sawah, biasanya pada saat musim panen padi, petani banyak yang membenamkan jerami padi kedalam lumpur sawah yang dicangkul. Akibatnya jerami akan busuk dan air sawah PH akan turun alias asam.
4. Air Sumur yang digunakan PH-nya asam.
Beberapa faktor yang diuraikan diatas bisa membuat para pelaku Usaha Ikan Lele kolam terpal dapat membuat langkah-langkah pencegahan, sebelum kondisi PH air kolam menjadi asam. Antisipasi ini perlu dilakukan sedini mungkin. Karena bila terlambat, kondisi kesehatan ikan yang drop alias menurun akan memudahkan bibit penyakit menyerang bibit ikan Lele yang diperlihara.
Lendir pada ikan Lele adalah alat pertahanan tubuh yang sangat penting. Karena dengan lendir ikan Lele menjadi tameng yang baik atas serangan penyakit yang diakibatkan oleh Jamur, Bakteri dan Virus.
Oleh karena itulah ikan Lele dapat hidup dalam air kolam yang keruh dan lumpur sekalipun. Tapi ikan Lele tidak kuat pada kondisi air asam. Sebagai ilustrasi kita sering menggunakan jeruk nipis yang asam untuk menghilangkan lendir atau bau amis dari ikan yang hendak kita goreng atau bakar. Ilustrasi ini pula dapat memudahkan kita memahami kenapa ikan Lele banyak masalah bila air tempat dia hidup dalam kondisi asam.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Apa obatnya bila tlah diserang penyakit ?
BalasHapusBerdoa gan sambil hitung jmlah bibit kematian karna klo udah kena penyakit susah disembuhkan
BalasHapus